Selasa, 17 Mei 2016

TIPS MEMOTRET FOTO CITYSCAPE

Memotret pemandangan perkotaan atau cityscape merupakan salah satu objek fotografi yang sangat menarik. Contoh kecil cityscape yang ideal dan mudah dipotret adalah Singapura, Hongkong, dan New York. Ketiganya memiliki tatanan kota yang indah, pemandangan yang luas dengan angle atas yang sangat menarik untuk disajikan ke dalam sebuah foto.

Namun bukan karena ketiga memiliki tata kota yang menarik dan view yang luas lantas Anda bisa dengan mudah memotretnya. Tetap perlu cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang bagus. Berikut tips dan trik yang bisa membantu Anda saat memotret cityscape agar mendapatkan hasil yang bagus.

Memotret Cityscape
Memotret Cityscape
**Pertama, Carilah lokasi yang bebas diakses dan paling mudah serta tidak memerlukan izin khusus, terutama untuk turis biasa yang tidak punya waktu banyak. Marina Bay di Singapura, The Rockfeller Building di Manhattan, New York, atau The Peak di Hongkong bisa menjadi pilihan tepat.
Lakukan riset dari beberapa foto yang sudah ada untuk menemukan spot yang dapat mewakili bentang kota yang tidak begitu familiar bahkan terkadang ada yang nyempil di beberapa kota.

Cari tempat yang memungkinkan Anda untuk memotret, mulai dari rute ke lokasi, transportasi, hingga akses untuk menuju ke lokasi. Cari tahu apakah perlu bayar atau tidak, bila memang lokasi tersebut memiliki spot yang unik dan belum familiar serta menjanjikan view yang menarik, tidak ada salahnya Anda mencobanya karena hasilnya tentu tidak akan membuat Anda menyesal kemudian.

Misalnya saja di Osaka, Jepang, Anda bisa melihat cityscape dari kota samurai tersebut dari Umeda Sky Building dengan sempurna meski masih kalah terkenal bila dibandingkan dengan Osaka Castle dan Universal Studio. Di New York, ada sejumlah tempat dengan view kota yang menarik akan tetapi aksesnya sangat terbatas karena ada di kafe, hotel, serta restoran mahal.

**Kedua, Pilih lensa yang cocok untuk cityscape. Penggunaan lensa yang lebar sangat dianjurkan untuk cityscape meski terkadang tidak semua lensa lebar sesuai dikarenakan jarak view dengan fotografer berbeda-beda. Semakin jauh jarak berdiri Anda dengan view maka foto yang dihasilkan akan semakin kecil. Begitu-pun sebaliknya, bila jarak Anda terlalu dekat dengan view maka perlu Anda perlu memperhatikan efek distorsinya. Efek lensa yang lebar akan membuat gedung jadi miring.

Sebagai contoh, bila Anda mengambil gambar cityscape Singapura dari taman yang dekat dengan galeri Louis Vuitton, di seberang Patung Merlion. Jarak dari keduanya cukup jauh, bila Anda menggunakan lensa lebar maka gedung-gedung bertingkat yang ada di sana akan terlihat kecil. Pilihlah lensa berukuran 50mm atau lebih agar deretan gedung bertingkat yang ada di Singapura terlihat lebih dekat dan besar. Dengan proporsi natural tanpa adanya distorsi lensa yang berlebihan, cahaya lampu yang ada di teluk Marina juga dapat terekam secara apik.

Sama halnya bila Anda memotret cityscape The Peak di Hongkong. Jarak deretan gedung yang ada di sana dengan lokasi pengambilan gambar cukup jauh juga. Komposisinya jadi kurang menarik bila Anda tetap memaksakan untuk memakai lensa wide. Gambar yang dihasilkan hanyalah deretan gedung yang kurang padat dan banyak space.

Namun, bukan berarti lensa wide tidak Anda perlukan. Anda tetap bisa memanfaatkan lensa wide di beberapa cityscape, seperti di Times Square Garden, New York atau di Dotonbori, Osaka, Jepang. Keduanya dipenuhi dengan banyak gedung sehingga membutuhkan lensa yang lebar.

**Ketiga, waktu pengambilan gambar yang tepat. Mungkin terdengar sepele, tapi waktu pemotretan yang tepat bisa mempengaruhi perubahan mood dan karakteristik foto yang dihasilkan.

Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal, misalnya persoalan musim, karena ada beberapa negara yang memiliki beberapa musim, misalkan saja negara Jepang yang memiliki musim dingin dan bersalju.
Persoalan lainnya yang perlu Anda perhatikan adalah berapa lama antrean untuk menuju ke spot tersebut, karena ada beberapa tempat yang mengharuskan Anda untuk mengantre lama bahkan bisa berjam-jam, contohnya bila Anda ingin memotret dari rooftop Rockfeller Building yang ada di New York.

Pemandangan sunrise dan sunset dengan warna-warni awan yang mengumpul menjadi momen yang paling dinantikan. Bila Anda tidak ingin melewatkan momen tersebut, ada baiknya jika Anda datang ke sana saat sore hari sampai menjelang malam.

Di sore hari saat yang tepat untuk merekam bentang kota adalah saat sunset muncul sampai mega merah menghilang, usahakan Anda selalu memicingkan mata Anda dari balik kamera. Karena warna langit saat itu menjadi biru total yang disebabkan oleh efek dari sunset. Sedangkan di malam harinya, Anda dapat merekam bentang kota dengan pantulan cahaya lampu-lampu kota yang cantik.

**Keempat, perhatikan teknik memotret Anda. Sangat penting untuk Anda menguasai karakteristik dan kemampuan dari kamera yang Anda miliki. Terutama saat Anda dihadapkan dengan pilihan mode manakah yang Anda ingin gunakan, apakah mode Manual, Program, atau Aperture Priority.

Sebenarnya tidak ada standar penggunaan mode kamera saat memotret cityscape. Asalkan Anda merasa nyaman dan yakin kamera Anda dapat merepresentasikan kebutuhan Anda mode apapun tidak jadi masalah. Tapi, penggunaan mode aperture priority yang lebih dari f/8 sangat Anda perlukan agar elemen dengan kedalaman depth of field bisa terekam secara keseluruhan. Diafragma yang kecil ini dapat mempertajam semua lapisan, mulai dari yang terdekat hingga yang terjauh sekalipun. Namun hal ini akan berimbas pada kecepatan kamera yang menjadi lamban.

Anda tak perlu khawatir akan hal tersebut bila kamera yang Anda miliki sudah dibekali dengan ISO yang tinggi dan baik. Penggunaan tripod juga bisa menjadi alternatif lainnya, namun tak semua lokasi boleh memakai tripod.

**Kelima, komposisi. Langkah terakhir sesudah Anda menemukan spot yang pas dengan waktu yang tepat adalah bagaimana cara Anda mempresentasikan cityscape ke dalam sebuah foto. Karakter foto Anda akan ditentukan melalui komposisi tersebut. Apakah rule of third yang akan Anda ikuti atau Anda akan mencoba bereksperimen dengan komposisi di luar standar. Atau Anda akan mencari elemen lain untuk megusir rasa bosan, misalnya dengan menempatkan framing serta foreground.

Saat pengambilan gambar Anda dituntut untuk berimprovisasi. Kreativitas Anda sangat diperlukan agar foto yang Anda sajikan jadi menarik, unik, bahkan dapat mencuri perhatian.

sumber : Muhirapage.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar